Powered By Blogger

Rabu, 16 Desember 2015

TIDAK TERHALANG UNTUK DIPANDANG

ALLAH TIDAK TERHALANG UNTUK DIPANDANG.
ﺍﻟﺤَﻖُّ ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﻤَﺤْﺠُﻮْﺏٍ ﻭَﺇِﻧَّﻤﺎَ ﺍﻟﻤَﺤْﺠُﻮْﺏُ ﺃَﻧْﺖَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﻈْﺮِ
ﺇِﺫْ ﻟَﻮْﺣَﺠَﺐَﻩُ ﺷَﻲْﺀٌ ﻟَﺴَﺘَﺮَﻩُ ﻣﺎَﺣَﺠَﺒَﻪُﻭَﻟَﻮﻛﺎَﻥَ ﻟَﻪُ ﺳﺎَﺗِﺮٌ
ﻟَﻜﺎَﻥَ ﻟِﻮُﺟُﻮْﺩِﻩِ ﺣﺎَﺻِﺮٌ ﻭَﻛُﻞُّ ﺣﺎَﺻِﺮٍ ﻟِﺸَﻲْﺀٍ ﻓَﻬُﻮَ ﻟَﻪُ ﻗﺎَﻫِﺮٌ
Artinya :
Allah tidak terhalang untuk dilihat, akan tetapi yang terhalang adalah anda untuk dapat melihat Allah, logikanya apabila Allah terhalang sesuatu untuk dilihat maka penghalang itu menutupi wujud Allah,apabila wujud Allah terhalang maka keberadaan Allah itu terbatas, dan setiap sesuatu yang terbatas niscaya ada sesuatu yang membatasi atau ada sesuatu yang menguasainya, ada yang menguasai Allah itu mustahil.
ﻳَﻌْﻨِﻲ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﺤِﺠﺎَﺏَ ﻻَ ﻳَﺘَّﺼِﻒُ ﺑِﻪِ ﺍﻟﺤَﻖُّ ﺳُﺒْﺤﺎَﻧَﻪُﻭَﺗَﻌﺎَﻟﻰَ
َﺎﺤِﺘْﺳﻻِﻟَﺘِﻪِ ﻓﻲِ ﺣَﻘِّﻪِ
Artinya :
Yakni, bahwa penghalang tidak akan pernah terjadi menyertai Allah SWT Al-Haq
Subhanallah, karena hal itu mustahil bagi Allah SWT.


(KITAB Syarah Al-Hikam, Abdullah Asy-Syarqowi)

Senin, 15 Juni 2015

DZIKRUL MAUT

CARA MENGHADAPI KEMATIAN

Dalam kitab Al-Bidâyah, Ibnu Katsir bercerita bahwa Umar bin Abdul Azis melewati kuburan seraya berkata, "Wahai maut, apa yang engkau lakukan pada orang-orang yang aku cintai? Di mana engkau sembunyikan orang-orang yang aku sayangi, saudara, teman, serta kerabatku? Wahai maut, apa yang telah engkau perbuat terhadap mereka?"Saat itu, suasana sangat hening, karena tak ada yang menjawab ratapannya. "Tahukah kalian apa yang dikatakan maut?" tanyaUmar pada kesempatan lain sambil menangis. "Tidak!" jawab orang-orang disekitarnya. "Maut berkata, 'Aku lumat kedua mata, butakan pandangan, aku lepas kedua telapak dari hasta, aku tarik kedua hasta dari pangkal lengan, dan aku pisahkan kedua pangkal lengan dari pundak."Bagi orang yang beriman, kematian tidaklah menyurutkan langkahnya untuk terus-menerus mengingat Allah. Mereka tidak akan lari darinya, tapi mereka justru menyiapkan dirinya dengan bekal keimanan dan baju ketakwaan saat menghadapi Malaikat Maut. Mereka hampir tak pernah melalaikan maut, karena fase itu merupakan fase yang harus dilalui oleh setiap insan dan pasti akan menimpa setiap mahluk-Nya, sebagiamana firman-Nya: "Tiap-tiap (yang berjiwa) pasti akan merasakan mati. Sesungguhnya kamu akan diberi pahala yang sempurna pada HariKiamat. Siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga sungguh ia sangat beruntung. Dan kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang menipu," (QS Ali-'Imran [3]: 185).

Salah satu cara mengingat kematian adalah melakukan ziarah kubur. Dulu memangRasulullah SAW pernah melarang umatnya melakukan ziarah kubur, namun kemudian larangan itu dicabut. Rasulullah SAW bersabda, "Dahulu aku melarang kalian ziarah ke kuburan. Sekarang, silahkan kalian melakukannya! Sebab, hal itu dapat mengingatkan kalian pada kematian," (Al- Hadis).

Ibnu Umar r.a. menuturkan, “Saya pernah menemui Rasulullah Saw. yang sedang dikelilingi sekelompok orang. Seseorang dari kaum Anshar bertanya, 'Siapakah orang yang paling bijak dan paling mulia, ya Rasulullah?'Rasulullah Saw. menjawab, ”Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling tekun melakukan persiapan untuk Akhirat.Mereka itulah orang yang bijak yang memperoleh kemuliaan dunia dan keagungan Akhirat.”

Cara serupa juga sering kali dilakukan oleh Sayidina Usman bin Affan r.a. Adalah Hani’, salah seorang hamba sahaya beliau bercerita, bahwa Usman sering berdiri seorang diri di atas kuburan sambil menangis sehingga air matanya membasahi jenggotnya. Lalu seseorang bertanya kepadanya, “Ketika ingat surga dan neraka engkau tidak menangis, tetapi ketika ingat kuburan engkau menangis.”

Usman ra mengatakan, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Kuburan merupakan salah satu tempat tinggal Akhirat yang pertama. Jika selamat darinya, maka setelahnya akan lebih mudah darinya. Tetapi jika tidak selamat darinya, maka setelahnya akan lebih parah dan pedih darinya.”


----Dikutip dari buku Sebening Mata Hati karya Asfa Davy Bya, Hikmah, Mizan.



Tasawuf Underground.

Kamis, 28 Mei 2015

ᮔᮥᮏᮥ ᮠᮚᮀ ᮍᮎᮕᮢᮊ᮪

tulisan dibawah ini menggunakan aksara sunda,dan dapat terbaca jika anda sudah menginstal font sundanese unicode pada ware anda.

ᮃᮞ ᮊᮥ ᮎᮕᮨ ᮠᮤᮛᮥᮕ᮪ ᮍᮤᮌᮦᮜᮔ᮪ ᮓᮥᮑ ᮝᮈ ᮙᮩᮔᮤ ᮉᮝᮩᮠ᮪ ᮉᮛᮩᮔ, ᮙᮥᮌᮤᮃ ᮌᮥᮞ᮪ᮒᮤ ᮍᮜᮤᮙ᮪ᮕᮠᮔ᮪ ᮊᮊᮤᮃᮒᮔ᮪ ᮜᮠᮤᮛ᮪ ᮒᮥᮙᮊᮔᮤᮍ᮪ ᮘᮒᮤᮔ᮪, ᮊᮓᮀ ᮙᮥᮔ᮪ ᮅᮛᮀ ᮊᮩᮛ᮪ ᮜᮧᮘ ᮃᮛᮜ᮪ ᮞᮌᮜᮔᮤᮍ᮪ ᮊᮕᮥᮞᮤᮍ᮪ ᮅᮏᮥᮌ᮪ ᮅᮏᮥᮌ᮪ ᮔᮦᮙ᮪ᮘᮧᮍᮔ᮪, ᮍᮏᮏᮁ ᮊᮝᮞ᮪ ᮕᮞᮦᮔ᮪ ᮔᮥ ᮃᮔ᮪ᮒᮤᮢ ᮓᮤ ᮓᮧᮊ᮪ᮒᮩᮛ᮪ ᮕᮢᮊ᮪ᮒᮦᮊ᮪, ᮒᮕᮤ ᮓ ᮓᮜᮂ ᮓ ᮊᮥᮙᮠ ᮌᮦ ᮠᮤᮛᮥᮕ᮪ᮙᮂ ᮠᮩᮠᮩᮚ᮪ ᮏᮩᮍ᮪ ᮓᮩᮓᮩᮠ᮪,ᮓᮙᮔ ᮝᮊ᮪ᮒᮥᮔ ᮞᮩᮛᮤ ᮅᮛᮀ ᮘᮊᮜ᮪ ᮜᮧᮘ ᮞᮩᮛᮤ.

Minggu, 19 April 2015

Diksi-Diksi berprediksi

Diksi..., ternyata memang penting juga kita memilih dan memilah kata saat berbicara tak hanya dalam bahasa lisan bahkan dalam bahasa tulisan, sebuah pemilihan kata yang salah bisa sangat mengaburkan arti yang di ingini, meski kadang kita berdalih ini bahasa puisi, ada kebebasan dalam rangkaian kata dan rima nya, ada kebebasan untuk mengekspresikan dan berekspresi.....

Diksi yang kabur arti menjadikan prediksi-prediksi dari individu-individu yang coba memahami, tapi bukankah esensi komunikasi adalah saling memahami dan mengerti walau dengan bahasa gerak dan ekspresi raut muka, ya...memang demikianlah selama bisa menjadi saling memahami...namun pengambilan diksi yang kurang tepat walau dalam bahasa gerak dan raut muka tetaplah bisa menjadi sarana miskomunikasi

Diksi yang kabur arti bisa membuat orang lain gede rasa, tersinggung, marah, tersenyum,terharu ...bahkan apapun, ketika ada orang yang bercerita bahwa dia telah banyak menipu orang tanpa pernah diketahui, dan kita berkomentar dengan kalimat "wah..., pintar sekali anda", sekilas seperti pujian ... dan bagi orang yang menerimanya pun akan merasa senang karena dianggap pintar, bahkan mungkin saking setujunya dengan pendapat anda orang itu pun tertawa "hahaha..". Namun kenyataannya kata pintar yang bersanding dengan menipu, itu suatu penghinaan, penyudutan, coba jika kita berkomentar dengan kalimat "wah..., anda pintar sekali menipu", mungkin saja reaksi orang tersebut akan marah atau setidaknya menampakkan ketidak setujuannya dengan pendapat anda, mungkin orang itu akan berkata "bukan saya yang pintar menipu, tapi merekalah yang terlalu bodoh sehingga gampang sekali ditipu"..sebuah kalimat pembelaan yang mungkin paling logis,hehehe...

Pilihlah diksi yang tetap sehingga apa yang ingin kita ucap atau tulis benar-benar tepat arti, bukan kah ada pepatah yang berkata bahwa mulutmu adalah harimaumu, itu mungkin bermakna sesungguhnya ketika kita berkata atau menulis sesuatu, kita sedang membuat sebilah pedang yang tajam, sekali dia terhunus...akan bergunakah bagi kita atau malah berbalik menebas leher sendiri....,diksi yang kabur arti bisa membawamu kemana saja...,kepada praduga-praduga, kepada prediksi-prediksi

dalam catatan ini pun masihlah banyak diksi-diksi yang kabur arti,hehehe...dan saya akan berkata "maapkan, saya masih sedang belajar untuk menjadi penulis yang benar, yang setiap tulisannya berbobot dan bernilai, jika tak pernah belajar membuat tulisan yang baik, kapan akan punya tulisan yang baik,jika tak pernah salah maka tak tahu seperti apa yang benar, dan tulisan ini adalah ruang ekspresi saya", sebuah kalimat pembelaan yang mungkin paling logis, setidaknya menurut saya, hehehe.....





Karawang, 20 april 2015

Kamis, 02 April 2015

Mutiara Berserak,Mutiara Enam Kata

Ibnu Hajar Al'Asqalani
Rasulullah Saw. bersabda:
Enam perkara menjadi terlantar di lingkungannya
Masjid di antara masyarakat yang tak mau jamaah di dalamnya
Mushaf di rumah orang yang tak mau membacanya
Al-Qur’an dalam hafalan orang yang durhaka
Istri salehat dalam naungan laki-laki aniaya
Suami saleh dalam buaian istri tuna susila
Dan ilmuwan di tengah masyarakat yang tak menghiraukannya

Rasulullah Saw. bersabda:
Enam orang akan kulaknati
Dilaknati Allah dan para Nabi
Pertama, orang yang memalsu Kitabullah
Kedua, orang yang mendustakan qadar Allah
Ketiga, orang yang mendewakan harta berlimpah
Keempat, orang yang menghalalkan larangan Allah
Kelima, orang yang menghalalkan darahn keluarga Rasulullah
Dan keenam, orang yang ingkar akan Sunnah

Abu Bakar r.a. berkata:
Di depanmu ada setan yang mengajakmu tanggalkan iman
jika seseorang di antaramu mengikuti ajakannya maka sirnalah agamanya
Di samping kananmu ada nafsu yang menggiringmu pada perilaku tabu
jika seseorang di antaramu mengikuti arusnya maka sirnalah cahaya kemanusiaannya
Di samping kirimu ada hawa yang membawamu pada perilaku nista
jika seseorang di antaramu menurutinya maka sirnalah akal pikirannya
Di belakangmu ada dunia yang merayumu untuk menguasainya
jika seseorang di antaramu tergiur rayuannya maka sirnalah bagian akhiratnya
Dalam dirimu ada anggota tubuh yang menyeretmu untuk berbuat dosa
jika seseorang di antaramu terbawa alirannya maka sirnalah bagian surganya
Dan di atasmu ada Sang Mahakuasa Yang menuntunmu pada maaf dan surga
jika seseorang di antaramu mematuhinya maka sirnalah dosa kejahatannya

Umar r.a. berkata:
Enam keistimewaan
Allah rahasiakan dalam enam keadaan
rahasiakan ridha di dalam taat
rahasiakan murka di dalam maksiat
rahasiakan lailatul qadar di bulan Ramadhan
rahasiakan kematian dibalik kehidupan
rahasiakan para wali di antara manusia dan rahasiakan shalat utama di antara shalat lima

Utsman r.a. berkata:
Setiap insan beriman,tentu dihinggapi enam ketakutan
takut kepada Allah untuk mencabut imannya
takut kepada malaikat untuk mencatat amal buruknya
takut kepada setan untuk meleburkan amal salehnya
takut kepada pencabut nyawa untuk merenggut nyawanya
takut kepada dunia untuk merasa tentram di dalamnya
takut kepada keluarga untuk rnenyibukkan nya hingga lupa pada Tuhannya

Ali r.a. berkata:
Jika seseorang mampu menjaga enam perilaku niscaya dirindukan surga dan dijauhi neraka
pertama, iman kepada Allah dan menaati-Nya
kedua, tahu akan setan dan menentangnya
ketiga, mengerti akhirat dan bersiap diri menujunya
keempat, mengenal dunia dan rela meninggalkannya
kelima, mengetahui kebenaran dan mengikutinya
keenam, memahami kebatilan dan menjauhinyaAli r.a. berkata:
Nikmat sejati adalah beragama islam,
berkitab al-Qur‘an
ber-Rasul Muhammad,
hidup berkecukupan
tertutupi aibnya dan
tidak bergantung pada sesama insan

Yahya bin Mu’adz ar-Razy mengatakan:
Paham itu kuncinya ilmu,
ilmu itu pertanda amal
akal itu pengikat darma,
hawa itu perahu dosa
harta itu sangkurnya orang yang besar kepala dan
dunia itu sebagai pasarnya alam baka

Bazru Jumhur mengatakan:
Enam perkara samai isi dunia
makanan lezat, anak yang taat, istri setia,
fatwa yang berguna, akal sempurna dan kesehatan raga

Hasan al-Bashri mengatakan:
Andai tak ada Wali Abdal, pengganti niscaya runtuh cakrawala dunia
Andai tak ada insan berbakti niscaya binasa orang-orang durhaka
Andai tak ada para ulama niscaya manusia layaknya hewan piara
Andai tak ada para Raja niscaya manusia saling memangsa sesama
Andai tak ada orang tua lanjut usia niscaya bumi telah binasa
Dan andai tak ada tiupan angin niscaya alam menjadi busuk menjijikkan


Seorang filosuf mengatakan:
Apabila seorang hamba tidak takut pada Allah takkan selamat lidahnya dari cela
Apabila seorang hamba tidak takut bertemu Allah takkan selamat hatinya dari riba
Apabila seorang insan mengharap pada sesama niscaya sifat tamak akan menghinggapinya
Apabila seorang insan tidak menjaga amal salehnya niscaya ia dihinggapi sifat riya
Apabila seorang manusia enggan berdoa agar dijaga hatinya niscaya hasud akan melingkupinya
Dan apabila manusia enggan belajar darma niscaya ujub tak dapat dihindarinya

Hasan al-Bashri mengatakan:
Enam perilaku membuat hati membatu
berbuat dosa di saat mengharap rela
memperoleh ilmu tanpa mengamalkannya
berbuat bakti dengan setengah hati
meraih rezeki dan tak pernah mensyukuri
tak menerima pada kodrat Ilahi dan sering menguburkan orang mati,
namun tak pernah belajar mawas diri

Hasan al-Bashri mengatakan:
Jika manusia memilih dunia dan lupa alam baka niscaya Allah akan menyiksanya dengan enam pidana.
tiga di dunia, yakni angan-angan tiada henti, keserakahan yang tiada pernah terpenuhi,
dan tak pernah merasakan manisnya berbakti.
tiga di akhirat, adalah kebingungan di hari Kiamat,
hisab amal yang berat,
dan sesali diri setiap saat

Ahmad bin Qais mengatakan:
Tak ada penolakan atas kodrat Ilahi
Tak ada ketentraman bagi pendengki
Tak ada kehormatan bagi pendusta
Tak ada tipu daya bagi penderma
Tak ada tepat janji bagi penguasa
dan tak ada kedaulatan bagi pemimpin durjana


Seorang filosuf ditanya:
Apakah seorang hamba mengerti,adakah tobatnya diterima ataukah tidak?
Ia menjawab: Tidak pasti
Namun. setidaknya ada tanda-tanda jika tobatnya diterima
Pertama, jika seseorang melihat dirinya tak mampu terlepas dari dosa
Kedua, jika seseorang merasa merana dan kegelisahan selalu menghantuinya
Ketiga, jika seseorang dekat dengan orang-orang bijaksana dan jauh dari para durjana
Keempat, jika seseorang telah merasa cukup baginya sedikit harta
Kelirna, jika seseorang merasa kewajiban Tuhan inenyibukkannya sementara anugerah Tuhan tak dihiraukannya
Keenam, jika seseorang hati-hati dalam berpikir dan berkata, serta tiada henti introspeksi dirinya

Yahya bin Mu’adz mengatakan:
Enam penipuan seorang hamba yang takkan termaafkan oleh Tuhannya
Ketika ia memohon ampun atas dosanya tanpa menyesali dan tanpa upaya untuk berhenti
Ketika ia mendambakan dirinya dekat dengan Ilahi namun tanpa pernah mau berbakti
Ketika ia berharap memanen surga sementara ia menebar benih neraka
Ketika ia inginkan taman nirwana sambil tetap saja berlaku durjana
Ketika ia dambakan pahala, sambil enggan jalani darma
dan ketika ia harapkan anugerah, namun tak tahu arah ibadah


Ahnaf bin Qais pernah ditanya:
Kebaikan apa yang diberikan Allah pada seorang hamba?
Ia menjawab: lalah akal yang sempurna
Kalau tidak diberi akal yang sempurna? la diberi perilaku yang mulia
Kalau tidak diberi akal dan perilaku mulia? Ia diberi sahabat karib yang setia
Kalau tidak diberi sahabat karib yang setia? Ia diberi hati yang sabar
Kalau tidak diberi hati yang sabar? Ia diberi sikap diam yang penuh makna
Kalau tidak diberikannya? Terakhir kali Ahnaf menjawab:
Datangnya ajal lebih baik baginya


Source : sufinews.com

Mutiara Berserak,Mutiara Lima Kata

bnu Hajar Al-Asqalani
Rasulullah saw. bersabda:
Orang yang memandang rendah lima manusia ia merugi akan lirna hal
memandang rendah Ulama, rugi tentang agama
memandang rendah Penguasa, rugi tentang dunia
memandang rendah Tetangga, rugi akan bantuannya
memandang rendah Saudara, rugi akan darmanya
dan memandang rendah Keluarga, rugi akan harmonisnya
Rasulullah saw. bersabda:
Akan datang suatu masa
dimana ummatku mencinta lima
hingga mereka lupakan lima
cinta dunia, lupa alam baka
cinta tanah subur, lupa alam kubur
cinta harta benda, lupa hisab amalnya
cinta anak istri, lupa bidadari
dan cinta diri sendiri, lupa pada Ilahi
Rasulullah saw. bersabda:
Allah berikan lima upaya
dan disediakan-Nya imbalan lima
Allah ajari insan bersyukur
dan Dia berikan tambahan makmur
Allah ajari insan berdoa
dan Dia jamin akan ijabahnya
Allah ajari insan bertobat
dan Dia jamin diterma tobatnya
Allah ajari insan istighfar
dan Dia sediakan pengampunannya
Allah ajari insan berderma
dan Dia bersedia membalas dermanya

Abu Bakar r.a. berkata:
Ada lima kegelapan dan lima penerangnya
Kegelapan pertama cinta harta, penerangnya dengan bertakwa
Kegelapan kedua laku maksiat, penerangnya dengan bertobat
Kegelapan ketiga di alam kubur, penerangnya dengan berdzikir
Kegelapan keempat alam akhirat, penerangnya dengan bertaat
Kegelapan kelima jembatan shirath, penerangnya dengan i’tiqad

Umar r.a. berkata:
Ada lima golongan penghuni surga
Orang fakir yang menanggung hidup keluarga
Istri yang disayang oleh suaminya
Anak yang diridhai kedua orangtuanya
Calon istri yang mendermakan mahar kepada suaminya
dan orang mukmin yang selalu bertobat pada Tuhannya

Utsman ra. berkata:
Tanda-tanda orang bertakwa, ialah suka berteman insan beriman
mampu mengendalikan farji dan lisan
memandang kesukseksan sebagai suatu cobaan
memandang cobaan sebagai sebuah keberuntungan
dan mampu menjaga diri dari berlebih-lebihan

Ali ra. berkata:
Seluruh manusia akan menjadi saleh
jika saja tak ada lima masalah
Tak ada kerelaan atas kebodohan
Tak ada keserakahan atas kekayaan
Tak ada rasa bakhil atas hartawan
Tak ada sifat riya’ bagi insan beriman
dan tak ada ilmuwan yang mendewakan karya pemikiran

Jumhur ulama menyatakan:
Allah muliakan Nabi akhir zaman
dengan lima macam keutamaan
tentang penyebutan, tentang anggota badan
tentang pemberian, tentang kekeliruan
dan tentang kerelaan
Perihal pertama, Allah tidak memanggilnya berdasar nama
perihal kedua, Allah Sendiri Yang ijabahi
pintanya perihal ketiga, Allah memberinya tanpa ia meminta
perihal keempat, Allah telah mengampuninya sebelum ia berbuat dosa
perihal kelima, Allah selalu menerima apa pun pemberiannya


Hasan al-Bashri berkata:
Dalam Taurat ada lima pepatah
kekayaan terwujud dalam qana‘ah
keselamatan terwujud dalam uzlah
keagungan terbangun dan mencegah nafsu serakah
kegembiraan tercipta sejak di alam barzah
dan alam dunia menuntut sikap tabah

Rasulullah saw. bersabda:
jaga lima sebelum datangnya lima
jaga muda sebelum tuamu
jaga sehat sebelum sakitmu
jaga kaya sebelum fakirmu
jaga hidup sebelum matimu
dan jaga lapang sebelum sibukmu

Yahya bin Mu’adz ar-Razy berkata:
Jika seseorang banyak makan, tentu banyak dagingnya
Jika banyak dagingnya, tentu besar syahwatnya
Jika besar syahwatnya, tentu banyak dosanya
Jika banyak dosanya, tentu keras hatinya
Dan jika keras hatinya, Ia akan tenggelam
dalam kehidupan fana


Sufyan ats-Tsauni men gatakan:
Orang fakir punya lima pilihan
yang berbeda dengan pilihan orang kaya
Orang fakir memilih ketenangan jiwa, kelapangan dada
mengabdi Yang Mahakuasa, ringan hisab amalnya
dan derajat tinggi di dalam surga
Sedang orang kaya, bersibuk diri dengan benda,
gelisah akibat harta, menghamba diri pada materi,
berat hisab amalnya, dan derajat rendah di alam baka

Abdullah al-Anthaqi mengatakan:
Obat hati ada lima, makan sekadarnya,
membaca al-Qur’an, berkumpul orang bijaksana, shalat malam selalu dijaga dan
dzikir malam berlama-lama

Rasulullah saw. bersabda:
Di balik limpahan harta,
tersimpan lima tipu daya
Pertama, kesulitan menyatukannya
Kedua, sibuk berdoa
demi keselamatannya
Ketiga, khawatir ada perampok akan menjarahnya
Keempat, memungkinkan predikat bakhil pada empunya
Kelima, menjauhkan diri
dari keakraban bersama

Dan dibalik derma, tersimpan lima rahasia
Membawa empunya pada ketenangan jiwa
Tak perlu berdoa untuk keselamatannya
Aman dari perampok yang mengintainya
Menyandang predikat insan penderma
Dan merasa tentram bersama sesama insan

Jumhur ulama men yatakan:
Kebenaran berpikir terletak pada lima
sebab di sana membuahkan sesuatu yang berguna
Berpikir tentang tanda-tanda kebesaran Allah
membuahkan pengesaan dan keyakinan
Berpikir tentang nikmat dan anugerah Allah,
membuahkan syukur dan kecintaan
Berpikir tentang janji-janji Allah
membuahkan rindu akan Hari Pembalasan
Berpikir tentang ancaman Allah membuahkan takut dosa dan pengagungan Tuhan
Dan berpikir tentang kemurkaan Allah membuahkan sikap kewaspadaan

Orang bijak berkata:
Ada lima tangga takwa
Apabila seorang hamba telah mampu mencapainya,
Niscaya ia sampai pada kesempurnaan takwa
Pertama, memilih bekerja keras, ketimbang bermalas-malasan
Kedua, memilih kesibukan daripada pengangguran
Ketiga, memilih mengalah daripada menjajah
Keempat, memilih diam daripada bicara tanpa guna
Kelima, memilih mati daripada hidup tak berarti

Rasulullah saw. bersabda:
Mengunjungi saudara, berarti menjaga rahasia
Berderma pada sesama, berarti melindungi harta benda
Berhati tulus, berarti menjaga amal mulia
Berjiwa jujur, berarti menjaga alur kata-kata
Dan bermusyawarah, berarti mengasah logika

Sufyan ats-Tsauri mengatakan:
Tak ada orang kaya,
Yang mampu terlepas
dari lima perkara
Serakah, gegabah, bakhil, ambisi dan lupa mati

Khatim al-Asham mengatakan:
Tergesa-gesa adalah tipu daya setan,
Kecuali pada lima perbuatan
Menyuguhi tamu begitu ia tiba
Mengurus jenazah begitu ajal merenggutnya
Menikahkan seorang gadis begitu menginjak dewasa
Membayar hutang begitu sampai jatuh temponya
Dan segera bertobat begitu terlanjur berbuat dosa

Muhammad bin ad-Dun berkata:
Iblis celaka akibat lima
Tidak mengaku berbuat dosa
Tidak menyesali tingkah lakunya
Tidak meratapi nasib dirinya
Tidak ingin bertobat pada Tuhannya
Dan memutuskan diri
dari rahmat-Nya
Sedang akibat lima pula Adam as. sejahtera
Mengaku berbuat dosa
Menyesali perbuatannya
Meratapi betapa aib dirinya
Bertobat pada Tuhannya
Dan selalu berusaha rnenggapai rahmat-Nya


Saqiq al-Balkha mengatakan:
Pegang teguhlah lima perkara
Sembahlah Allah sesuai kebutuhanmu pada-Nya
Milikilah harta sekadar umurmu di alam fana
Berdosalah pada Allah sekira kekuatanmu akan siksa-Nya
Carilah bekal di alam dunia demi hidupmu di alam baka
Dan berdermalah pada sesama sekadar vilamu
di taman surga

Umar r.a. berkata:
Telah kuteliti semua kegemaran
ternyata tak ada yang lebih berkesan dari menjaga lisan
Telah kupadukan semua baju
ternyata tak ada yang lebih terpadu dari rasa malu
Telah kutata seluruh harta
ternyata tak ada yang lebih indah dari sikap menerima
Telah kusaksikan semua kebajikan
tern yata tak ada yang lebih istimewa dari kebijakan
Telah kurasakan semua hidangan
ternyata tak ada yang lebih menggairahkan dari ketabahan

Seorang filosuf berkata:
Ciri-ciri zuhud ada lima
Condongkan diri pada Ilahi
Berbuat derma pada sesama
Ikhlas hati dalam berbakti
Menyingkirkan kezaliman dan aniaya
Dan penuhi diri dengan sikap apa adanya

Seorang hamba bermunajat pada Tuhannya:
Tuhanku, panjang angan telah menipuku
cinta harta telah menghancurkanku
setan-setan telah menelantarkanku
nafsuku telah menjerumuskanku dan menistakanku
maka, tolonglah daku wahai Tuhanku
jika Engkau tak sudi mengasihiku
lantas siapa lagi yang akan mengasihiku

Rasulullah saw. bersabda:
Akan datang suatu masa atas ummatku
mereka cinta dunia lupa alam baka
cinta kehidupan lupa kematian
cinta istana lupa surga
cinta harta benda lupa hisab amalnya
dan cinta alam semesta lupa Penciptanya

Dalam munajatnya, Yahya bin Mu’adz ar-Razy menyatakan:
Tuhanku,
malam tiada indah tanpa munajat dengan-Mu
siang tiada indah tanpa berbakti pada-Mu
dunia tiada indah tanpa berdzikir pada-Mu
akhirat tiada akan indah tanpa anugerah maaf-Mu
dan surga tiada indah tanpa saat-saat memandang-Mu
 
 
 
 
Source : sufinews.com

Sabtu, 07 Maret 2015

DERMAWAN DI TELAGA RASULULLAH

Aisyah r.a. menuturkan bahwa seorang wanita menghadap Nabi Saw., sedang tangan kanannya tiada berfungsi (lumpuh). Ia berkata “Wahai Nabi junjunganku, doakanlah agar tanganku yang tiada berfungsi ini sembuh kembali.” Nabi lalu menjawab, “Kenapa tanganmu sampai begini?” Wanita itu bercerita, “Pada malam hari aku bermimpi seolah-olah kiamat telah datang, neraka Jahim berkobar dengan apinya dan surga telah tersedia. Namun dalam neraka kulihat ibuku tengah berusaha menghindari jilatan api dengan sepotong lemak hewan dan saputangan yang dikipas-kipaskan oleh kedua tangannya. Lalu aku bertanya pada ibuku, ‘Wahai ibu, kenapa berada di sini? Padahal sepengetahuanku ibu adalah orang yang taat beribadah kepada Allah dan berbakti pada suami hingga ayah pun ridha kepadamu.’ Ibuku menjawab, ‘Wahai putriku, aku memang seorang yang taat kepada Allah dan suami, tapi sifat kikir memaksaku ke tempat ini.’ Aku kembali bertanya, ‘Bagaimana dengan lemak dan saputangan yang kau pegang?’ Ibu menjawab, ‘Itulah harta yang pernah kusedekahkan sepanjang hidupku. Hanya berupa sepotong lemak dan sehelai saputangan. Tak lebih dari itu.’ Aku bertanya lagi, ‘Bagaimana dengan ayah? Di mana dia sekarang?’ Ia menjawab, ‘Beliau seorang pemurah, dermawan, suka membantu orang yang lemah,tentu tempatnya di surga.’
Maka aku pun segera menuju ke surga mencari ayahku. Ternyata ayah memang berada di sana. Ia sedang berdiri di tepian telaga Rasulullah dan memberi minuman bagi banyak orang. Aku mendekati dan menuntutnya, ‘Wahai ayahku, kini ibuku yang merupakan istrimu, yang selalu taat kepada Allah dan berbakti kepadamu sedang terbelenggu oleh siksa api neraka. Sementara ayah memberi minum banyak orang dari telaga Rasulullah. Maka berikanlah ibu minuman dari telaga ini. Ayah menjawab, ‘Wahai putriku, Allah melarang mereka yang kikir dan berdosa minum dari telaga Nabi Saw.’ Karena ayah bersikeras tidak mau memberi maka aku pun memaksa mengambil segelas air dari telaga itu dan memberikannya pada ibu yang sedang kehausan. Namun tiba-tiba suara kutukan tertuju kepadaku, ‘Mudah-mudahan tanganmu layu, tak berfungsi akibat perbuatanmu itu!’ Saat terjaga dari tidurku, tiba-tiba tanganku telah lumpuh, tak berfungsi seperti yang kau lihat ini.”
Kemudian Aisyah menuturkan bahwa Nabi Saw. setelah mendengar cerita wanita tersebut, beliau meletakkan tongkat pada tangan yang lumpuh itu dan berdoa, “Ya Tuhan, dengan hak mimpi yang dikisahkan oleh wanita ini, sembuhkanlah tangan yang lumpuh ini!” Maka dengan doa Rasulullah Saw., tangan yang lumpuh tiada berfungsi itu akhirnya pulih total, sembuh seperti sediakala.
Rasulullah Saw. bersabda, “Sifat pemurah itu tidak ada bedanya seperti pohon surga, dahan-dahannya menjulur ke dunia, siapa mengambil setangkai dari dahan-dahan tersebut maka ia dituntun ke surga. Sebaliknya, sifat kikir itu seperti pohon di neraka, dahan-dahannya menjulur ke dunia, siapa mengambil setangkai dahan dari pohon itu maka ia terseret ke dalam api neraka.”
Rasulullah Saw. pun bersabda, “Orang pemurah itu dekat dengan hak dan juga dekat dengan masyarakat, tetapi orang kikir menjauhi yang hak dan masyarakat.” Dalam hadis yang lain pun disebutkan, “Orang kikir sulit masuk surga sekalipun ia sedang zahid.”
----Kitab Durratun-Nashihin


source : Tasawuf Underground

ART

istilah ART  dalam bahasa inggris umumnya hanya dihubungkan dengan bagian seni yang biasa ditandai dengan "PLASTIK" atau "VISUAL"(seni rupa) tetapi semestinya didalamnya juga termasuk seni sastra dan seni musik. sesungguhnyalah ada sifat-sifat umum yang dapat diperuntukan bagi semua cabang seni.(Herbert Read)

Seorang pelukis biasanya berekspresi penggambaran keadaan dunia, hanya seorang komponislah yang bebas menciptakan hasil seni sesuai dengan kesadarannya sendiri dan dengan tiada tujuan lain kecuali untuk menyenangkan, tetapi semua senimab itu punya tujuan yang sama ialah untuk menyenangkan dan secara sederhana seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan, bentuk yang sedemikian itu untuk memuaskan kesadaran keindahan kita dan rasa indah itu terpenuhi bila kita menemukan kesatuan atau harmoni dari bentuk-bentuk yang kita amati itu. (Schopenhouer).

Sehingga kita akan sulit menerangkan keindahan itu pada orang lain karena masing-masing kita punya pengalaman dan koper pengetahuan yang berbeda-beda jadilah ini sesuatu yang relatif dan sangat subjektif, namun dalam hal lain juga kita kadang sepakat untuk sesuatu yang bersifat indah. yang didalamnya terdapat unsur-unsur atau elemen-elemen keindahan.

Cabang-cabang seni
- Seni Murni (pure art)
- Seni Terapan (applie art)
- Kriya (craft)
- Seni Pertunjukan (perfomance art)
  • SENI MURNI
          - Seni Lukis          - Seni Patung
          - Seni Grafis
          - ...
  • SENI TERAPAN/DESAIN
          - Desain Interior
          - Desain Produk
          - Desain Grafis/Desain Komunikasi Visual
          - Desain Textile
          - ...
  • KRIYA/CRAFT
          - Kramik
          - Kulit
          - Logam
          - Dll

PRINSIP-PRINSIP DASAR SENI
TERDIRI DARI :

- Garis, Ritme, Tone, Warna, Form, Harmony, Balance, Unity, Repetisi, dll

Dalam sebuah karya penciptaan ada 2 (dua) pendekatan yakni :

- VISIOPLASTIS
   Penciptaan berdasarkan apa yang dilihat oleh mata secara visual, artinya pemindahan objek gambar dari  
   nyata atau bentuk 3 dimensi kedalam kertas gambar 2 dimensi

- IDEOPLASTIS
  Sedangkan ideoplastis, pemindahan bentuk visual kedalam gambar berdasarkan pengalaman/rekaman
   ingatan seseorang tentang sesuatu bentuk yang dia ingat, biasa saja bentuknya sangat berbeda dengan  
   bentuk benda kenyataannya.


Agus Tiono, M.Hum.
Pengabdian Masyarakat Fakultas Seni Rupa dan Desain,Universitas Tarumanagara di Kab. Karawang . April 2011.

Jumat, 06 Maret 2015

BIBLIOGRAFI

PENGERTIAN BIBLIOGRAFI DAN JENISNYA SERTA MANFAATNYA
Bibliografi
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Biblion: yang berarti buku dan Graphein: yang berarti menulis, maka kata Bibliografi secara harfiah berarti penulisan buku.Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliografi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.

Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya
a. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap
b. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman)  
buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan    tahun.
Penyusunan Bibliografi a. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad. b. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan abjad. c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi, untuk referensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan. d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi. e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.
Jenis-Jenis Bibliografi Jenis bibliografi yang dihasilkan dalam pembuatan publikasi sekunder akan tergantung pada jenis pustaka yang akan didaftar. Misalnya akan dibuat daftar yang berasal dari deskripsi katalog buku yang dimiliki perpustakaan, maka daftar tersebut dapat dinamakan daftar katalog. Sementara jika daftar yang disusun berdasarkan judul artikel suatu majalah, maka daftar tersebut dapat disebut daftar isi. Dari segi cara penyajian dan uraian deskripsinya, bibliografi dibagi menjadi:
  • Bibliografi deskriptif:
Yaitu bibliografi yang dilengkapi deskripsi singkat yang didapat dari gambaran fisik yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti judul buku atau majalah, judul artikel, nama pengarang, data terbitan (impresium), kolasi serta kata kunci dan abstrak 
yang tertulis.
  • Bibliografi evaluatif: 
Yaitu bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang suatu bahan pustaka. Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu bahan pustaka atau artikel.
 

Cakupan Bibliografi Dari segi cakupannya, bibliografi dapat dibagi menjadi:
  • Bibliografi retrospektif :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka yang telah diterbitkan pada zaman yang lampau. 
Misalnya “Bibliografi sejarah perang Dipenogoro”
  • Bibliografi terkini/current :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan yang sedang atau masih terbit saat ini. Contohnya Ulrich’s International Periodicals Directory.
  • Bibliografi selektif
yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan tertentu dengan tujuan tertentu.
Misalnya “Buku bacaan terpilih untuk anak usia pra sekolah”.

  • Bibliografi subjek :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka atau artikel pada bidang ilmu dan subjek tertentu. Misalnya “Bibliografi khusus ternak kelinci”.
  • Biliografi nasional :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan suatu negara atau daerah regional tertentu. Contohnya “Bibliografi Nasional Indonesia”.
Penentuan cakupan/topik suatu bibliografi ditentukan berdasarkan berbagai
pertimbangan antara lain :
• Permintaan pengguna
• Topik yang sedang berkembang atau yang banyak diperlukan saat itu
• Dokumentasi koleksi yang dimiliki
• Mandat instansi


Bagian-bagian Bibliografi
Suatu deskripsi bibliografi biasanya terdiri dari :
∼ Judul : berisi judul artikel atau judul buku yang akan dideskripsikan
∼ Kepengarangan : berisi nama pengarang perorangan atau pengarang badan korporasi
∼ Sumber : berisi judul jurnal, judul prosiding, atau judul buku dimana informasi tersebut berada.
∼ Data terbitan (impresium): berisi data tentang kota terbit, nama terbit, dan tahun terbit
∼ Keterangan fisik buku (kolasi), yang berisi halaman lokasi artikel ditemukan.
∼ Keterangan informasi, seperti kata kunci dan abstrak
∼ Keterangan tambahan , seperti lokasi rak penyimpanan, kode call number, perpustakaan pemilik bahan pustaka, dan sebagainya

Manfaat Bibliografi
Pencatatan informasi mengenai koleksi perpustakaan dalam bentuk bibliografi dilakukan dengan berbagai alasan antara lain:
∼ Jumlah koleksi perpustakaan yang semakin meningkat bentuk dan bidang kajiannya
∼ Kebutuhan informasi para pengguna yang semakin beragam dan meningkat jumlahnya
∼ Upaya untuk meningkatkan kualitas layanan penelusuran informasi yang cepat dan tepat

Oleh karena itu penyusunan suatu daftar bibliografi mempunyai fungsi utama untuk membantu pemakai mencari dan menelusuri informasi tertentu. Fungsi lain dari bibliografi adalah sebagai bagian dari jasa pelayanan perpustakaan kepada pemakai. Dengan menerbitkan suatu bibliografi, pustakawan dapat menawarkan koleksinya kepada pemakai tanpa harus mengeluarkan seluruh koleksi yang dimilikinya, serta dapat menjangkau pengguna yang tinggal jauh dari perpustakaan.
Dengan demikian maka, bibliografi dapat digunakan sebagai:
∼ Bahan rujukan terhadap koleksi perpustakaan
∼ Daftar koleksi yang dimiliki perpustakaan
∼ Daftar informasi bahan pustaka mengenai suatu bidang kajian tertentu, dan sebagainya.
source : guspalenatiolen.blogspot.com

Senin, 09 Februari 2015

MEMBUAT TAS UNIK BERBAHAN GONI



berkreasi itu tidaklah sulit, asalkan ada kemauan untuk membuat dan berbuat sesuatu, tentu akan tercipta sebuah hasil kreatifitas, pada halaman ini saya ingin berbagi ilmu tentang membuat tas ethnik yang unik berbahan dasar goni.......prung ah :)

Bahan :
           - Tali Goni (bisa diambil dari karung goni)
           - Tambang goni (biasanya digunakan sebagai bahan penyumpal pada perahu) bisa di dapat di toko, dan harganya sangat murah.

Alat   :
          - Gunting.
          - List Kayu yang sudah di beri paku.

langkah pertama, buatlah list kayu yang sudah diberi paku sebagai alat untuk memudahkan anda dalam menganyam tali goni

buatlah bentangan-bentangan tali goni seperti yang terlihat pada gambar diatas


kemudian buat kembali bentangan-bentangan tali goni hingga membentuk bentangan vertikal dan horisontal

langkah selanjutnya,buatlah ikatan pada tiap pola sudut tali goni yang sudah ada dengan terus menyambung ikatan demi ikatan.

buatlah ikatan yang sama pada sudut yang lainnya sehingga tiap pola kotak yang ada terdapat bentuk X.

potonglah setiap pinggir dari anyaman tali goni yang sudah terbentuk.

dan anda akan mendapatkan pola anyaman tali goni seperti gambar diatas.

lipatlah pola tersebut sehingga membentuk dua bagian yang sama.

tempel dan ikatkan tambang goni pada bagian sisi luar anyaman tali goni yang sudah dilipat tadi.

ikat tambang goni pada bagian ujung tambang goni yang sudah terikat pada bagian anyaman tali goni,tambang goni ini berfungsi sebagai tali pada tas goni yang kita buat.

beri sedikit rumbai pada tiap sudut bawah tas goni sebagai aksesoris,dan tas ethnik yang unik berbahan dasar goni pun sudah jadi :) ,selamat mencoba.










Selasa, 20 Januari 2015

Bukan Tentang Kita Hari Ini.

ketika kita selalu berpikir tentang kita hari ini,tanpa berpikir bagaimana kita nanti, tentu akan sangat memberikan pemikiran yang berbeda. kita hari ini mungkin kita yang lebih nyaman dengan segala sesuatu yang santai,berleha-leha,bersemangat membara atau apapun juga situasinya. namun kita hari ini akan sangat berbeda dengan dengan bagaimana kita nanti, karena dengan bagaimana kita nanti, kita akan mengupayakan diri untuk merencanakan,mengevaluasi dan mengeksekusi apa, siapa, bagaiman, yang masih tak nampak .

kesadaran tentang bagaimana kita nanti mungkin kadang datang sepertinya terlambat, namun tidak. mereka sudah dan sedang selalu menyertai kita dalam setiap keputusan yang kita ambil, hanya saja jika lebih disadari, maka keputusan untuk mengeksekusi sesuatu hal akan lebih cermat, telilti, tak gegabah dan yang pasti lebih berpihak pada kita disuatu saat nanti.

dulu, saya berpikir jikalau saya memiliki handphone, tentulah handphone tersebut akan lebih banyak disimpan dirumah daripada saya bawa, karena waktu itu saya berpikir tentang saya hari ini diwaktu itu, saya yang memang tanpa handphone pun fun menjalani hidup, saya yang kurang begitu peduli dengan relasi dan koneksi, saya yang masih hanya berpikir tentang saya. ternyata semua itu keliru. ketika saya memiliki handphone, maka handphone itu menjadi barang yang paling sering saya bawa, karena saya baru menyadari bahwa dengan selalu membawa handphone, maka saya lebih gampang untuk dihubungi, entah itu berita tentang keluarga,teman bahkan hal-hal yang kadang tidak penting pun menjadi terkoneksi dengan saya. jika saja waktu itu saya sudah berpikir tentang bagaimana saya nanti dan tidak terlena dengan saya hari ini pada waktu itu, tentu akan lebih banyak hal-hal yang berbeda yang terjadi dalam hidup saya.

dulu, saya berpikir tidak penting juga saya harus bisa mengendarai motor. toh dengan jalan kaki dan transportasi yang ada saat itu, saya bisa pergi kemana suka tanpa ribet tapi ternyata setelah saya belajar untuk bisa mengendarai motor, pemikiran saya pun berubah. ternyata walau bagaimanapun bisa naik motor itu lebih menguntungkan saya, lebih irit uang dan waktu. jika saja saya berpikir lebih awal tentang bagaimana kita nanti, tentu akan banyak keuntungan yang bisa saya peroleh.

mari berpikir positif untuk selalu berpikir bagaimana kita nanti bukan tentang kita hari ini, karena mungkin kita hari ini adalah kita yang sedang diberi kelebihan harta, namun harus juga dipikirkan bagaimana kita nanti bila diberi kekurangan harta. kita hari ini mungkin kita yang sedang dalam kondisi sehat, namun harus juga kita ingat bagaimana kita nanti jika dalam kondisi sakit, kita hari ini mungkin kita yang terlalu terlena dalam dan dengan urusan dunia, namun harus juga telah kita pikirkan bagaimana kita nanti di akhirat jika tak pernah membangun dan mempersiapkan amal dan kebajikan

kita hari ini bukan kita suatu saat nanti, jika tanpa persiapan untuk masa dimana kita akan berada bukan pada hari ini.tapi pada bagaimana kita nanti. karena perubahan adalah yang akan kita jelang. yang muda menua, yang kuat melemah dan yang ada akan musnah.



karawang, 20 januari 2015.